Legenda Candi Prambanan |
Siapa yang tidak mengenal candi peninggalan dinasti sanjaya ini? Candi ini terletak di perbatasan Sleman Yogyakarta dan Klaten Jawa Tengah.
Walaupun situs bersejarah ini sangat dekat dengan kampung
halaman mama, tetapi ini pertama kalinya saya mengunjungi Candi ini tetapnya
pada Januari 2017.
Dan memang tidak dipungkiri lagi jika Candi Hindu terbesar
DI Indonesia ini memang sangat indah. Dengan arsitekturnya yang unik dan tinggi
menjulang, begitupun dengan pahatan – pahatan nya yang sangat detail.
Kali ini saya akan berbagi kisah tentang legenda asal mula
Candi Prambanan yang dipercaya merupakan cerita yang disampaikan secara turun
temurun dan dipercaya oleh penduduk sekitar Candi Prambanan. Ternyata kisahnya
tidak jauh dari kisah percintaan.
Pada zaman dahulu kala, di Kerajaan Pengging hiduplah
seorang pangeran yang bernama Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso sangat
terkenal akan kesaktiannya yang konon melebihi ayahnya sendiri yaitu Prabu
Damar Moyo. Bandung Bondowoso mendaptkan ilmu kesaktiannya tersebut dengan
jalan berguru kepada para petapa.
Di dekat kerajaan Pengging terdapat kerajaan kecil yang
bernama Kerajaan Boko yang dipimpin oleh Prabu Boko. Prabu Boko memiliki tubuh
yang besar dan menyerupai raksasa, dia terkenal akan kekejamannya, dia juga
sangat gemar memakan daging manusia.
Suatu ketika, Prabu Boko dan patihnya yang bernama Patih
Gupolo menyusun rencana untuk melakukan penyerangan ke kerajaan Pengging.
Rencana tersebut dipersiapkan sangat matang. Perbekalannya disiapkan dengan
memeras hasil panen rakyatnya sendiri.
Setelah semuanya siap, penyerangan pun dilakukan. Banyak
prajurit Kerajaan Pengging yang tewas. Melihat kondisi tersebut, Prabu Damar
Moyo tidak tinggal diam. Ia menyuruh putranya yakni Pangeran Bandung Bondowoso
untuk turun ke medan pertempuran melawan Prabu Boko. Setelah melalui
pertempuran yang cukup sengit, akhirnya Prabu Boko dapat dikalahkan oleh
Bandung Bondowoso. Sedangkan Patih Gupolo melarikan diri saat mengetahui raja
nya tewas. Bandung Bondowoso yang menyadari kaburnya Patih Gupolo akhirnya
mengejarnya.
Sesampainya di keraton Boko, Patih Gupolo mengabarkan kepada
Putri Roro Jonggrang tentang kematian Prabu Boko. Roro Jonggrang merupakan
putri dari Prabu Boko yang memiliki paras yang sangat cantik. Mendengar kabar
kematian ayahnya, Roro Jonggrang sangat sedih dan marah. Sampai akhirnya
pasukan Kerajaan Pengging sampai ke keraton kerajaan Boko yang dipimpin oleh
Pangeran Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso jatuh cinta kepada Roro Jonggrang sejak
pandangan pertama dan ingin mempersuntinng Roro Jonggrang untuk menjadi
pemaisurinya. Lantaran sakit hati kepada Bandung Bondowoso yang telah membunuh
ayahnya dan menyerang kerajaannya, Roro Jonggrang pun menyusun siasat untuk membalas
dendam.
Akhirnya Dia mengajukan syarat untuk dapat dipersunting
Pangeran Bnadung Bondowoso. Dia meminta dibuatkan sumur yang airnya jernih dan
dalam. Bandung Bondowoso pun menyanggupinya. Setelah sumur tersebut selesai
dibuat, Bandung Bondowoso diminta untuk masuk ke dalam sumur tersebut. Setelah
itu tubuh Bandung Bondowoso ditimbun dari atas dengan tanah dan batu oleh Roro
Jonggrang dan Patih Gupolo yang berharap Bandung Bondowoso akan tewas tertimbun
tanah didalam sumur. Tetapi dengan kesaktian yang dimiliki, Bandung Bondowoso
berhasil keluar dari sumur tersebut. Sumur tersebut bernama sumur Jolotundo
(tapi saya tidak tahu apakah ada hubungannya dengan Umbul Jolotundo yang
terletak di Kabupaten Klaten kah?)
Setelah berhasil keluar, Bandung Bondowoso sangat marah kepada
Roro Jonggrang, tetapi karena rayuan Roro Jonggrang dan besarnya cinta nya
kepada Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso pun luluh kembali dan tetap ingin
mempersunting Roro Jonggrang.
Roro Jonggrang pun mengajukan persyaratan lain yaitu dengan
meminta dibuatkan seribu candi dalam waktu semalam. Merasa tidak mampu jika
mengerjakan sendirian, Bandung Bondowoso meminta bantuan para jin untuk
membangun seribu candi tersebut. Sampai dengan sebelum tengah malam, pengerjaan
candi pun hampir selesai. Mengetahui hal tersebut, Roro Jonggrang meminta para
dayang istana untuk bangun dari tidurnya dan menumbuk padi, ada juga yang
diperintahkan untuk membakar jerami sebanyak - banyaknya di arah timur
kerajaan. Karena hal tersebut, ayam jantan pun mulai berkokok bersahut - sahutan
karena mengira fajar telah tiba. Mendengar suara ayam, tumbukan padi serta
warna jingga dari arah timur para jin pun lari ketakutan meninggalkan semua
pekerjaan nya.
Melihat para jin lari tunggang langgang meninggalkan Bandung
Bondowoso sendirian dengan 999 buah candi yang telah diselesaikan, Roro
Jonggrang tersenyum puas. Mengetahui kecurangan yang dilakukan Roro Jonggrang,
Bandung Bondowoso tidak bisa menahan kekecewaan dan amarahnya lagi. Akhirnya
dengan kesaktian yang dia miliki, Roro Jonggrang pun dikutuk menjadi Arca paling
cantik keseribu yaitu Arca Durga. Tidak jauh dari Candi Prambanan terdapat
candi Ratu Boko yang dipercaya juga sebagai perwujudan Keraton Kerajaan Boko.
Hikmah yang dapat kita petik dari legenda tersebut adalah:
- Jangan menyakiti orang lain jika tidak ingin disakiti.
- Cinta tidak dapat dipaksakan.
- Semua yang terjadi belum tentu sesuai dengan keinginan.
- Setiap manusia akan mendapatkan balasan dari apa yang ia perbuat.
- Jangan pernah menyalahgunakan kepercayaan dan ketulusan orang lain.
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Legenda pariwisata Jawa Tengah 2017
yang diselengarakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi
Jawa Tengah.