Kamis, Desember 29, 2016

Family Time di Jungleland

Hi Jungleland
Sebenarnya sudah beberapa kali lewat tempat ini jika kebetulan sedang melintas di daerah sentul. Tetapi baru sempat melipir beberapa waktu lalu bersama anak dan suami.

Kami berangkat sekitar jam 7 pagi dari Bekasi menuju sentul. Karena sebelumnya saya dan suami memperkirakan akan sampai tujuan kurang dari pukul 9 pagi karena kami berencana lewat tol.

Tetapi tenyata rencana tidak sesuai dengan ekspektasi dikarenakan kami terkena macet di beberapa titik sehingga sampai tujuan pukul setengah 10 pagi. Kami kesana saat weekend tepatnya di hari sabtu.
Area parkir VIP dan Parkir VIP card
Sesampainya disana kami tidak mendaptkan tempat parkir karena telah penuh, yang tersisa hanya parkir VIP yang dikenakan biaya 50 ribu rupiah. Akhirnya kami memutuskan untuk parkir di parkir VIP yang untungnya dekat dengan gerbang masuk jungleland.

Untuk yang menggunakan kendaraan umum tidak perlu khawatir, ternyata tempat rekrreasi ini sangat letaknya sangat dekat dengan terminal bus.
Tiket masuk setelah di diskon ponta
Untuk tiket masuk, saat saya kesana adalah weekend sehingga dikenakan biaya 230 ribu perorang, kebetulan saya mendapatkan promo dengan menggunakan kartu ponta sehingga kami hanya membayar 115rb perorang. Tinggi Hana 95cm, sehingga harus membayar tiket, karena batas tinggi untuk membayar tiket adalah 90cm.

Disini dengan mebayar tiket masuk, kita dapat bermain di seluruh wahana sepuasnya. Banyak sekali wahana disana, tetapi kami hanya naik beberapa. Wahana yang jadi pilihan favorit biasanya adalah wahana yang bisa dinikmati oleh semua usia seperti kincir, kereta.
Kincir
Saat kami kesana, situasi di lokasi sangatlah ramai, bagaimana tidak, saat itu terdapat 2 atau lebih perusahaan yang sedang mengadakan family gathering.
Ramainya pengunjung dari beberapa perusahaan
Jujur saya langsung kurang nyaman, dikarenakan penuhnya lokasi saat itu. Sepertinya kami datang di waktu yang kurang tepat. Semua sudut tempat ini penuh, dan untuk wahananya, jangan ditanya, antriannya sampai mengular. 
Antrian naik kereta selama 2 jam
Yang paling epic adalah antrian kereta yang bisa dinaiki oleh semua usia. Kami harus mengantri 2 jam untuk naik kereta yang berkeliling junglelan kurang lebin 15 menit.
Bahkan Hana sampai ketiduran saat antri, disekeliling saya banyak sekali orangtua yang membawa balita mengantri untuk menikmati wahana ini.

Setiap wahana biasanya memiliki jalur cepat yang memberikan fasilitas spesial kepada orang-orang yang rela membayar lebih dari jalur normal. Tetapi sepertinya mungkin ada beberapa orang yang belum mengerti akan skema ini, sehingga saat ada pengunjung yang melalu jalur cepat maka banyak pengantri yang emosi, marah-marah dan menyoraki si penumpang jalur cepat dan petugas.
Petualangan Hana di Jungleland
Agak kasihan melihat Hana, dia sangat antusias menaiki semua wahana anak-anak, tetapi beberapa kali dia harus ditolak saat mengantri dikarenakan tingginya belum mencapai 100cm.
Karena kebanyakan wahana dengan minimal tinggi badan 100cm dan 110cm. Bagaimana Hana bisa naik, padahal dia sudah bayar sendiri. Sampai-sampai Hana bertanya "Kok ini gak boleh, itu gak boleh sih mah, terus Hana bolehnya yang mana lagi?"
Dunia dino Jungleland
Salah satu yang membuat kami mengunjungi Jungleland adalah Dunia Dino. Awalnya saya kira Dinosaurusnya terdapat di luar, ternyata Dunia Dino ada didalam ruangan yang agak gelap, sehingga Hana agak takut saat masuk karena gelap sekali.
Dunia Dino
Untuk makanan yang dijual di dalam dengan range harga 35 atau 40 ribuan untuk makanan seperti bakso, nasi goreng, ayam goreng/bakar. Untuk pop mie seharga 10 ribu per cup.
Hana menunggu bakso dan sop durian
Kalau untuk makanan tidak terlalu banyak pilihan juga didalam. Tetapi diluar ada KFC, ada juga warung bakso yang lumayan enak dan tidak mahal sekitar 20rb an.
Hana bersama mama papa
Saran saya, jika anda ingin berkunjung ke jungle land bersama keluarga, alangkah baiknya jika membawa bekal agar lebih hemat, datang lebih pagi saat weekend agar mendapatkan tempat parkir, manfaatkan promo untuk tiket masuk (dengan ponta, flash dll)
Hana dan mama
Jangan lupa membawa payung untuk berjaga-jaga jika hujan, satu lagi menurut saya ke jika ingin mengajak putra-putri anda menikmati wahana disini, pastikan tinggi anak anda minimal 100 atau 110cm, dikarenakan kebanyakan wahana anak-anak minimal dengan tinggi badan tersebut.

Hana dan papa


Naik mobil-mobilan

Gerbang Jungleland


Hana ngapain ya?

Sekian sharing pengalaman keluarga kami saat berekreasi ke Jungleland. Semoga bermanfaat :)






Senin, Desember 19, 2016

The Cat Cabin ( Cafe nya Para Pecinta Kucing)


Beberapa waktu lalu, tiba-tiba rindu  bercengkrama dengan sahabat di kantor lama. Dikarenakan kantor kami bertiga terletak di daerah Jakarta Selatan, akhirnya kami memutuskan untuk bertemu didaerah sekitaran Kemang.  

Setelah memilih-milih tempat untuk janjian akhirnya kami memutuskan untuk bertemu di sebuah cafe yang berkonsep agak berbeda dengan cafe lainnya.

Cafe tersebut adalah The Cat Cabin. Sebenarnya sudah ada cafe berkonsep unik seperti ini tetapi di Korea Selatan. Di Indonesia, cafe berkonsep seperti ini saya baru tahu di daerah kemang. Mendekati waktu bertemu tenyata salah satu sahabat kami tidak bisa join dikarenakan ada tugas kantor yang mendadak. Akhirnya kami tetap bertemu walau hanya berdua saja dengan sahabat saya yang bernama Cut.

Sebelum menuju lokasi, saya mengecek terlebih dahulu jarak cafe tersebut dengan kantor saya dengan aplikasi ojek online, ternyata jaraknya kurang dari 2 km, cukup dekat menurut saya. Teman saya pun konfirmasi kalau lokasi The Cat Cabin tidak jauh dari kantornya. Kami pun memutuskan untuk kesana setelah solat magrib.

Kami janjian langsung di lokasi, tetapi tenyata lokasi di gps yang ditunjukkan ojek online tersebut tidak pas. Akhirnya saya berputar - putar sekitar MC Donald Kemang sampai ke bank permata sampai 3 kali. Karena bingung, akhirnya saya memutuskan untuk menelepon teman saya. Ternyata teman saya juga bingung dengan lokasi nya. Karena tidak ada tanda - tanda atau plang yang sekitar lokasi yang ditunjukkan oleh gps yang memberikan informasi tentang The Cat Cabin. Akhinya saya dan sahabat saya memutuskan untuk bertemu di depan MC Donald Kemang. 

Kami pun akhirnya berjalan kaki mencari lokasi the Cat Cabin. Setelah berjalan dengan jarak yang lumayan, setelah melewati shiha, akhirnya kami sampai di depan sebuah blok Ruko yang agak sepi. Mata kami yang sedari tadi mencari-cari tanda - tanda yang menujukkan keberadaan cafe tersebut akhirnya ada, walau tidak terlalu jelas. 



Awalnya kami tidak yakin kalau The Cat Cabin terdapat di ruko tersebut, tetapi plang dan ada kaca jendela lebar bertuliskan The Cat Kabin membuat kami tersenyum lega karena telah menemukan keberadaan cafe tersebut (drama pencarian akhirnya berakhir).

Cafe tersebut berada di lantai 2, di loby ruko ada petugas keamanan yang berjaga dan cukup ramah yang memberi tahu kami agar langsung ke lantai 2 saja. Saat masuk ke ruko, kami agak kurang yakin, karena keadaan lantai 1 nya gelap dan sepi. Kamipun naik ke lantai 2 dengan menggunakan tangga.

Sesampainya di lantai 2, benar adanya keberadaan The Cat Cabin di lantai tersebut. Tetapi saat ini kebetulan pengunjung sedang sepi dan hanya kami berdua yang berada disana.

Untuk masuk ke cafe tersebut dikenakan biaya 60 ribu rupiah per jam, dan berlaku kelipatan perjam nya.

Diruang informasi terdapat ruang kasir, informasi tentang jenis - jenis kucing yang ada disana. Sebelum masuk kita juga harus mengganti alas kaki kita dengan sandal yang telah disediakan oleh cafe.

Ada juga papan rules yang berisi peraturan-peraturan saat berada di cafe tersebut seperti dilarang menggunakan flash saat memotret, mengganggu kucing yang sedang tidur dan lain - lain.

Saat masuk, kita akan disambut oleh kucing-kucing lucu nan menggemaskan yang berjumlah belasan. Mereka menyebar di setiap sudut ruangan.


Cafe ini juga sangat instagramable sekali, sangat cocok untuk para fans berat kucing dan penggila selfie, karena setiap sudutnya unik. Tetapi ada yang kurang kalau menurut saya, yaitu pencahayaan ruangan yang kurang terang, alhasil foto yang dihasilkan kurang maksimal. Mungkin karena kami kesana saat malam hari, mungkin beda jika kesana disiang hari, pasti pencahayaan nya lebih bagus karena jendela kaca nya cukup lebar.

Kucing disini cukup agresif kalau menurut saya, karena kemanapun kami duduk pasti mereka akan mengikuti sambil mengendus - endus (entah mungkin mereka sedang lapar, butuh kasih - sayang atau kami yang bau ikan asin atau terasi :p).



Untuk menu nya sendiri disini ada minuman dingin atau hangat, appetizer, main dish dan jarkcakes. Untuk price nya bisa dilihat di gambar menu.


Berhubung kami dikerubungi kucing-kucing, saya memutuskan untuk tidak memesan makanan (kebayang aja kalau tiba-bisa para kucing lompat ke piring) hahahaha. Akhirnya kami hanya memesan minuman dingin sambil melanjutkan ngobrol. 

Jujur ngobrolnya jadi kurang konsen karena memikirkan kucing-kucing yang ngusel-ngusel ke badan kami dan melihat jam (lol) agar tidak terlewat 1 jam (hahahaha lumayan kalo kelebihan jam nya).

Tidak sampai 1 jam disana, kami memutuskan untuk keluar. Disini pembayaran bisa dilakukan dengan debit maupun cash.


Setelah keluar ruangan kita bisa membersihkan baju, dengan alat pembersih bulu-bulu kucing yang menempel di baju kita. 

Untuk para pecinta kucing, tempat ini bisa jadi pilihan untuk melepas penat atau sekedar butuh hiburan untuk bermain-main dengan banyak kucing lucu.

Pertama Kali Mendampingi Suami Menerima Penghargaan


Apresiasi adalah hal yang kelihatannya sederhana, tetapi memiliki dampak yang luar biasa dalam kinerja seseorang. Saya sendiri adalah tipe orang yang jika mendapat apresiasi akan lebih terpacu lagi dalam berkarya. Dan saya akan merasa down jika hasil karya yang telah saya buat secara maksimal tidak mendapatkan apresiasi sama sekali. Tidak baik memang, tetapi sudah bawaan saya seperti itu. Apakah saya diam saja dengan bawaan saya yang mudah down? tentu tidak, sampai saat ini saya berusaha memperbaiki diri menjadi pribadi yang menerima apapun bentuk penghargaan dan penilaian orang lain terhadap saya. Jika dulu saya akan galau, sedih dan baper jika pekerjaan saya tidak dihargai, namun sekarang saya lebih bisa untuk ikhlas menerima apapun feedback dan pandangan orang lain akan karya saya. Saran dan kritik yang membangun akan saya tampung dan mencari jalan untuk memperbaikinya.


Berbicara soal penghargaan, tanggal 25 November 2016 kemarin, saya diberikan kesempatan untuk hadir menemani suami saya ke acara yang bertajuk ' Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2016'. Acara tersebut adalah wujud apresiasi dari PT. Pertamina sebagai bentuk penghargaan untuk insan jurnalistik/wartawan seluruh media di Indonesia, baik media cetak, online, maupun televisi.


Acara tersebut diadakan di Golf Terrace Senayan. Saya berangkat menuju ketempat acara dari kantor saya di daerah kemang dengan menggunakan ojek online ke Senayan City, lalu di Senayan City saya dijemput oleh suami yang berangkat langsung dari rumah kami di Bogor. Kebetulan sekali suami saya baru pulang dinas 3 hari ke luar daerah ke Pangkalan Bun. Dia baru sampai rumah menjelang sore hari, dan langsung menuju senayan.


Sesampainya di tempat acara, suami saya langsung disambut oleh penerima tamu dan panitia. Sembari suami menyapa rekan-rekannya sesama jurnalis dan rekan - rekan suami saat bertugas di Pertamina, saya duduk sambil menikmati serangkaian acara yang sedang di suguhkan oleh panitia. 
Tibalah saat - saat yang mendebarkan buat saya yaitu pengumuman pemenang. Padahal suami saya yang menjadi nominator saja biasa aja, saya sebagai istri yang mendampinginya malah deg-degan.
Akhirnya tiba juga saat nya nama suami saya disebut sebagai nominator Kategori Feature Media Cetak, lalu diumumkan sebagai pemenang juara 2.


Ini bukan pertama kalinya suami saya menjadi pemenang anugerah, beberapa bulan sebelumnya suami saya menjadi Pemenang pertama anugerah Persatuan Wartawan Indonesia. Ini juga bukan pertama kalinya suami saya mendapat penghargaan dari AJP, tahun 2014 dia mendapatkan penghargaan dengan menyandang Juara Pertama kategori media cetak. Di tahun 2015 dia absen menulis tentang Pertamina karena fokus dengan tugasnya sebagai jurnalis di Istana Negara selama 1 tahun.

Jujur saya sendiri, mulai aktif kembali menulis blog pribadi saya dan mulai serius di blog saya ini setelah menikah dengan nya dan  salah satunya alasan saya aktif kembali menulis blog karena kagum kepada suami saya. Kepiawaiannya dalam menulis menurut saya sangat-sangat handal. Tetapi, walaupun dia seorang jurnalis, dia belum pernah mengajarkan saya bagaimana menulis yang bagus dan enak untuk di baca. Dia hanya sesekali berkunjung ke blog saya (tanpa saya tahu) lalu dia meledek tulisan saya yang banyak typo dan kadang kurang jelas arahnya.

Selamat ya untuk para pemenang kategori di Anugerah Jurnalistik Pertamina 2016 terutama untuk suami ku Lili Sunardi. Semoga makin keren dalam berkarya, dan tulisan yang kau buat setiap harinya akan bermanfaat bagi semua orang.