Selasa, April 18, 2017

Kisah Cinta Bertepuk Sebelah Tangan di Balik Megahnya Candi Prambanan


Legenda Candi Prambanan

Siapa yang tidak mengenal candi peninggalan dinasti sanjaya ini? Candi ini terletak di perbatasan Sleman Yogyakarta dan Klaten Jawa Tengah.

Walaupun situs bersejarah ini sangat dekat dengan kampung halaman mama, tetapi ini pertama kalinya saya mengunjungi Candi ini tetapnya pada Januari 2017.

Dan memang tidak dipungkiri lagi jika Candi Hindu terbesar DI Indonesia ini memang sangat indah. Dengan arsitekturnya yang unik dan tinggi menjulang, begitupun dengan pahatan – pahatan nya yang sangat detail.

Kali ini saya akan berbagi kisah tentang legenda asal mula Candi Prambanan yang dipercaya merupakan cerita yang disampaikan secara turun temurun dan dipercaya oleh penduduk sekitar Candi Prambanan. Ternyata kisahnya tidak jauh dari kisah percintaan.

Pada zaman dahulu kala, di Kerajaan Pengging hiduplah seorang pangeran yang bernama Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso sangat terkenal akan kesaktiannya yang konon melebihi ayahnya sendiri yaitu Prabu Damar Moyo. Bandung Bondowoso mendaptkan ilmu kesaktiannya tersebut dengan jalan berguru kepada para petapa.

Di dekat kerajaan Pengging terdapat kerajaan kecil yang bernama Kerajaan Boko yang dipimpin oleh Prabu Boko. Prabu Boko memiliki tubuh yang besar dan menyerupai raksasa, dia terkenal akan kekejamannya, dia juga sangat gemar memakan daging manusia.

Suatu ketika, Prabu Boko dan patihnya yang bernama Patih Gupolo menyusun rencana untuk melakukan penyerangan ke kerajaan Pengging. Rencana tersebut dipersiapkan sangat matang. Perbekalannya disiapkan dengan memeras hasil panen rakyatnya sendiri.

Setelah semuanya siap, penyerangan pun dilakukan. Banyak prajurit Kerajaan Pengging yang tewas. Melihat kondisi tersebut, Prabu Damar Moyo tidak tinggal diam. Ia menyuruh putranya yakni Pangeran Bandung Bondowoso untuk turun ke medan pertempuran melawan Prabu Boko. Setelah melalui pertempuran yang cukup sengit, akhirnya Prabu Boko dapat dikalahkan oleh Bandung Bondowoso. Sedangkan Patih Gupolo melarikan diri saat mengetahui raja nya tewas. Bandung Bondowoso yang menyadari kaburnya Patih Gupolo akhirnya mengejarnya.

Sesampainya di keraton Boko, Patih Gupolo mengabarkan kepada Putri Roro Jonggrang tentang kematian Prabu Boko. Roro Jonggrang merupakan putri dari Prabu Boko yang memiliki paras yang sangat cantik. Mendengar kabar kematian ayahnya, Roro Jonggrang sangat sedih dan marah. Sampai akhirnya pasukan Kerajaan Pengging sampai ke keraton kerajaan Boko yang dipimpin oleh Pangeran Bandung Bondowoso.

Bandung Bondowoso jatuh cinta kepada Roro Jonggrang sejak pandangan pertama dan ingin mempersuntinng Roro Jonggrang untuk menjadi pemaisurinya. Lantaran sakit hati kepada Bandung Bondowoso yang telah membunuh ayahnya dan menyerang kerajaannya, Roro Jonggrang pun menyusun siasat untuk membalas dendam.

Akhirnya Dia mengajukan syarat untuk dapat dipersunting Pangeran Bnadung Bondowoso. Dia meminta dibuatkan sumur yang airnya jernih dan dalam. Bandung Bondowoso pun menyanggupinya. Setelah sumur tersebut selesai dibuat, Bandung Bondowoso diminta untuk masuk ke dalam sumur tersebut. Setelah itu tubuh Bandung Bondowoso ditimbun dari atas dengan tanah dan batu oleh Roro Jonggrang dan Patih Gupolo yang berharap Bandung Bondowoso akan tewas tertimbun tanah didalam sumur. Tetapi dengan kesaktian yang dimiliki, Bandung Bondowoso berhasil keluar dari sumur tersebut. Sumur tersebut bernama sumur Jolotundo (tapi saya tidak tahu apakah ada hubungannya dengan Umbul Jolotundo yang terletak di Kabupaten Klaten kah?)

Setelah berhasil keluar, Bandung Bondowoso sangat marah kepada Roro Jonggrang, tetapi karena rayuan Roro Jonggrang dan besarnya cinta nya kepada Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso pun luluh kembali dan tetap ingin mempersunting Roro Jonggrang.

Roro Jonggrang pun mengajukan persyaratan lain yaitu dengan meminta dibuatkan seribu candi dalam waktu semalam. Merasa tidak mampu jika mengerjakan sendirian, Bandung Bondowoso meminta bantuan para jin untuk membangun seribu candi tersebut. Sampai dengan sebelum tengah malam, pengerjaan candi pun hampir selesai. Mengetahui hal tersebut, Roro Jonggrang meminta para dayang istana untuk bangun dari tidurnya dan menumbuk padi, ada juga yang diperintahkan untuk membakar jerami sebanyak - banyaknya di arah timur kerajaan. Karena hal tersebut, ayam jantan pun mulai berkokok bersahut - sahutan karena mengira fajar telah tiba. Mendengar suara ayam, tumbukan padi serta warna jingga dari arah timur para jin pun lari ketakutan meninggalkan semua pekerjaan nya.

Melihat para jin lari tunggang langgang meninggalkan Bandung Bondowoso sendirian dengan 999 buah candi yang telah diselesaikan, Roro Jonggrang tersenyum puas. Mengetahui kecurangan yang dilakukan Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso tidak bisa menahan kekecewaan dan amarahnya lagi. Akhirnya dengan kesaktian yang dia miliki, Roro Jonggrang pun dikutuk menjadi Arca paling cantik keseribu yaitu Arca Durga. Tidak jauh dari Candi Prambanan terdapat candi Ratu Boko yang dipercaya juga sebagai perwujudan Keraton Kerajaan Boko.

Hikmah yang dapat kita petik dari legenda tersebut adalah:
  • Jangan menyakiti orang lain jika tidak ingin disakiti.
  •  Cinta tidak dapat dipaksakan.
  •  Semua yang terjadi belum tentu sesuai dengan keinginan.
  • Setiap manusia akan mendapatkan balasan dari apa yang ia perbuat.
  •  Jangan pernah menyalahgunakan kepercayaan dan ketulusan orang lain.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Legenda pariwisata Jawa Tengah 2017 yang diselengarakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah.