Hi Readers!
Sebenernya udah lama gemes banget pengen posting
tentang bullying, ditambah ada berita tentang anak yang bunuh diri karena di
bully temen – teman nya disekolah, lalu status teman di FB yang mengatakan
anaknya akhir –akhir ini kelihatan murung dan tidak bersemangat ke sekolah yang
ternyata karena kena bully teman-temannya. Saya jadi keinget saya juga pernah
di bully dan gatel pengen posting pengalaman saya saat dibully.
Mengapa saya menulis
tentang Bullying?
Karena dulu saya pernah menjadi korban Bullying dilingkungan
rumah saat kelas 1 SMP yang dilakukan oleh geng sepermainan yang diprakasai
oleh seseorang yang merasa dominan yang mungkin merasa iri atau ntah saya juga
penasaran alasannya, karena saya merasa tidak pernah punya masalah dengan orang
– orang yang membully saya.
Apa itu Bullying?
Bullying adalah Perilaku penyerangan dengan kekuatan dominan yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan mengganggu anak lain atau korban
yang lebih lemah darinya. Bullying menyerang seseorang baik secara fisik
maupun psikologis yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang dan terus menerus. Di jaman yang
serba teknologi ini bullying pun bisa melalui gadget, dan media sosial yang
disebutCyberbullying. Cyberbullying adalah saat seseorang
dihina-hina, diteror di media sosial, atau melalui SMS,
email, dan telepon.
Apa saja bentuk Bullying?
- Bullying fisik: memukul, menjegal, mendorong, meninju, menghancurkan barang orang lain, mengancam secara fisik, memelototi, dan mencuri barang.
- Bullying psikologis: menyebarkan gosip, mengancam, gurauan yang mengolok-olok, secara sengaja mengisolasi seseorang, mendorong orang lain untuk mengasingkan seseorang secara soial, dan menghancurkan reputasi seseorang.
- Bullying verbal: menghina, menyindir, meneriaki dengan kasar, memanggil dengan julukan, keluarga, kecacatan, dan ketidakmampuan.
Tempat
terjadi Bullying?
Biasanya terjadi di tempat yang jauh dari pengawan orang dewasa,
orang tua dan guru.
Dampak
bullying secara umum :
Untuk Korban:
- Memiliki masalah emosi, akademik, dan perilaku jangka panjang.
- Cenderung memiliki harga diri yang rendah, lebih merasa tertekan, suka menyendiri, cemas, dan tidak aman.
- Bullying menimbulkan berbagai masalah yang berhubungan dengan sekolah seperti tidak suka terhadap sekolah, membolos, dan drop out.
- Membuat para korban merasa benci terhadap dirinya sendiri, mereka merasakan ketakutan menghadapi dunia luar sehingga mereka mengurung diri dirumah, mereka juga akan merasa depresi,dan stress yang mempengaruhi kesehatan mereka.
- Yang paling parah adalah mereka memutuskan untuk bunuh diri karena tidak tahan lagi.
Untuk Pelaku:
- Pelaku cenderung berperilaku agresif dan terlibat dalam gank serta aktivitas kenakalan lainnya.
- Menurut survey kebanyakan besar dari orang yang dulunya penyiksa dimasa sekolah akan melakukan tindakan kriminal saat dewasa.
- Mereka juga akan kesulitan menjalin hubungan pertemanan dengan teman sekolahnya. Begitu mereka dewasa nanti mereka juga akan sulit beradaptasi dengan teman-teman kerjanya karena ia terbiasa mengontrol orang lain. Biasanya pelaku bullying jarang yang menjadi orang sukses saat mereka dewasa.
Mengapa seseorang melakukan bullying?
- Para pelaku bully mendapatkan kepuasan dari menindas orang. Ia merasa lebih kuat, lebih berkuasa, karena ada orang yang takut pada dirinya.
- Karena iri pada kelebihan target bullying mereka, mereka merasa terancam dengan kehadiran seseorang yang lebih cantik, lebih pintar dari mereka. Atau sebenarnya mereka memiliki masalah yang menyebabkan mereka menindas untuk menyalurkan amarah mereka kepada orang lain. Mereka tidak tahu apa dampak perbuatan bullyingnya terhadap para korban mereka. Sehingga mereka tidak merasa bersalah atas perbuatannya.
Siapa saja korban bullying?
Orang yang biasanya dijadikan target penindasan adalah orang
yang memiliki perbedaan mencolok dibanding yang lain. Perbedaan ini bisa jadi
dari prestasi akademis, fisik, agama, rasnya, bahkan gaya berpakaian.
Sekilas tentang Bullying yang saya dapat dari banyak
referensi yang saya baca di website – website maupun blogger – blogger lain.
Kisah saya saat
di Bully (hihihi numpang curcol)
Dulu waktu kecil saya tinggal di sebuah perkampungan dimana anak
– anak yang seusia saya bisa berjumlah hampir 30 anak. Awalnya kami bermain
sama – sama saat itu saya pindahakn dari Jakarta. Sekolah sejak SD, SMP dan SMA
saya selalu berbeda dengan teman – teman sebaya saya dilingkungan saya. Jadi
beda teman rumah beda lagi teman sekolah. Overall teman di lingkungan sekolah
sejak SD sampai SMA bahkan kuliah saya tidak pernah memiliki masalah dengan
mereka, semua berjalan baik – baik saja.
Tetapi di lingkungan rumah saya saat
masih kecil saya pernah mendapatkan Bullying yang saya baru mengerti setelah saya
menginjak usia dewasa. Tidak tahu apa alasan waktu itu saya dibully, mungkin
bagi yang ikutan membully saya waktu itu jika kamu baca silahkan kometar.
Dilingkungan saya saat itu semua anak perempuan berkutu rambut, sedangkan saya
tidak. Sampai suatu hari ada teman yang menaruh banyak kutu ke rambut saya
hingga rambut saya gatal dan saya nangis, sampai rumah saya dimarahi bapak saya
karena tertular kutu, padahal itu semua adalah kelakuan jahil mereka. Lalu
kemudian tiba – tiba saat SMP saat saya melewati geng teman – teman sepermainan
mereka melirik dengan tatapan tajam sambil bisik- bisik (jujur saya penasaran
apa yang mereka bisikkan). Awalanya hanya 2 orang lama – lama seluruh teman
seumuran melakukan hal itu kepada saya. Saya makin bingung. Sekarang setelah
melihat banyak referensi yang say abaca saya baru mengetahui kalau itu semua
adalah karena keirian yang mungkin dialami oleh seseorang yang kemudian
menyebarkan ke orang lain agar orang lain mengikuti. Makin banyak pengikut
makin puas hati orang tersebut.
Tapi banyak juga sisi positif yang saya dapat dari yang saya
alami:
- Saya dapat fokus belajar di sekolah
- Saya bisa mengikuti organisasi di sekolah sepulang sekolah dan hari libur
- Relasi saya bertambah banyak karena saya banyak mengisi waktu di sekolah dengan kegiatan yang bermanfaat yang sering berinteraksi dengan siswa di sekolah lain.
- Saya tidak pernah ikut nongkrong – nongkrong yang samasekali tidak bermanfaat (mungkin yang disebut alay –alay kalau jaman sekarang)
- Saya tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas ala remaja – remaja.
- Saya menjadi saya yang sekarang ini, yang mandiri yang selalu semangat untuk mencapai cita – cita dan kesuksesan
- Sebagian dari cita – cita saya sudah tercapai.
- Relasi saya jauh lebih banyak dari orang – oarng yang dulu membully saya (sotoy hohoho)
Peran di belakang saya yang membuat saya bangkit dari Bullying
adalah mama, awalnya saya gak mau cerita ke mama tenatang masalah yang saya
alami karena saya gak mau menambah beban pikiran beliau sebagai orang tua. Tapi
ibu selalu tahu apa yang dirasakan putri kandungnya. Dengan dukungannya lah
yang membuat saya selalu cuek saat lewat di depan para pembully saat akan
berangkat atau pulang sekolah.
Bahkan saya pernah di cegat tidak boleh lewat
jalan tertentu saat pulang sekolah, dengan entengnya saya jawab “ Emng ini
jalan nenek moyang lo!” hahahah lucu kalau ingat saat itu kejadiannya berlanjut
sampai saya SMA. Saya hanya gelang – geleng saja melihat perilaku para pembully
itu. Apakah saya dendam kepada pembully? Oh, tentu tidak, itu kan masa lalu, saya sudah memaafkan mereka kok. Saya malah berterima kasih
karena bully-an mereka saat itu membuat saya membuka wawasan mencari teman
sebanyak – banyaknya untuk bertukar pikiran dan melakukan hal – hal yang bermanfaat di saat muda. Saya ikut
Paskibra, Taekwondo sampai benar-benar tidak ada waktu untuk saya dirumah. Jika
tidak ada kegiatan saya memilih untuk les atau belajar kelompok bersama teman –
teman sekolah saya.
Saya adalah salah satu orang yang bangkit dan melawan
bully-an dengan membuktikan kepada pembully kalau semua yang mereka lakukan
sama sekali tidak membuat saya down, minder atau terpuruk, justru saya lebih
semangat untuk lebih sukses dari para pembully, tentu saja tidak terlepas dari
dukungan kedua orang tua saya baik secara moril maupun materil Alhamdulillah
saya adalah saya yang sekarang ini yang sedang menulis kisah ini.
Kisah teman
yang juga menjadi korban Bullying
Adalagi cerita dari seorang teman seperjuangan saat di Telkom
University dulu, Diana namanya. Dia mengawali bullying saat SMP. Sama seperti
saya dia tidak tahu mengapa teman – temannya membullynya, bahkan saat
pelajarang olahraga dia pernah dilepar dari belakang pakai bola basket. Dan
saat kena kepalanya si pembully semua tertawa puas.
Postingan ini tidak ada maksud untuk menyindir atau menyakiti
hati siapapun, ini hanyalah salah satu bentuk sharing. Bagi yang mungkin pernah
membully saya, saya pun sudah biasa kok, ya maklum namanya juga anak – anak mungkin
dahulu si pembully belum dewasa, saya yakin mereka pasti sudah lebih dewasa
sekarang. Bagi orang tua yang melihat ada gerak – gerik berbeda yang terjadi
dengan anak kita, lakukan pendekatan secara eksklusif dari hati ke hati, sering
ajak ngobrol. Jika memungkinkan biacarakan dengan orang tua si pembully, jika
si orang tua pembully mengerti pasti akan menasehati anaknya agar tidak
membully lagi.
Bagi yang punga pengalaman baik sebagai korban maupun pembully saat masih kanak - kanak, yuk sharing di comment.
Bagi yang punga pengalaman baik sebagai korban maupun pembully saat masih kanak - kanak, yuk sharing di comment.
Sekali lagi saya katakan STOP
BULLYING!
0 comments:
Posting Komentar