Rabu, Maret 23, 2016

Stop Bullying Pada Anak !

  No comments    
categories: ,
Hi Readers!

Sebenernya udah lama gemes banget pengen posting tentang bullying, ditambah ada berita tentang anak yang bunuh diri karena di bully temen – teman nya disekolah, lalu status teman di FB yang mengatakan anaknya akhir –akhir ini kelihatan murung dan tidak bersemangat ke sekolah yang ternyata karena kena bully teman-temannya. Saya jadi keinget saya juga pernah di bully dan gatel pengen posting pengalaman saya saat dibully.

Mengapa saya menulis tentang Bullying?
Karena dulu saya pernah menjadi korban Bullying dilingkungan rumah saat kelas 1 SMP yang dilakukan oleh geng sepermainan yang diprakasai oleh seseorang yang merasa dominan yang mungkin merasa iri atau ntah saya juga penasaran alasannya, karena saya merasa tidak pernah punya masalah dengan orang – orang yang membully saya.


Ilustrasi Bullying pada anak (sumber gambar detik.com)
Apa itu Bullying?
Bullying adalah Perilaku penyerangan dengan kekuatan dominan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan mengganggu anak lain atau korban yang lebih lemah darinya.  Bullying menyerang seseorang baik secara fisik maupun psikologis yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang  secara berulang dan terus menerus. Di jaman yang serba teknologi ini bullying pun bisa melalui gadget, dan media sosial yang disebutCyberbullying. Cyberbullying  adalah saat seseorang dihina-hina, diteror di media sosial, atau melalui SMS, email, dan telepon.

Apa saja bentuk Bullying?
  • Bullying fisik:  memukul, menjegal, mendorong, meninju, menghancurkan barang orang lain, mengancam secara fisik, memelototi, dan mencuri barang.
  • Bullying psikologis: menyebarkan gosip, mengancam, gurauan yang mengolok-olok, secara sengaja mengisolasi seseorang, mendorong orang lain untuk mengasingkan seseorang secara soial, dan menghancurkan reputasi seseorang.
  • Bullying verbal: menghina, menyindir, meneriaki dengan kasar, memanggil dengan julukan, keluarga, kecacatan, dan ketidakmampuan.

Tempat terjadi Bullying?
Biasanya terjadi di tempat yang jauh dari pengawan orang dewasa, orang tua dan guru.

Dampak bullying secara umum :

Untuk Korban:
  • Memiliki masalah emosi, akademik, dan perilaku jangka panjang.
  • Cenderung memiliki harga diri yang rendah, lebih merasa tertekan, suka menyendiri, cemas, dan tidak aman.
  • Bullying menimbulkan berbagai masalah yang berhubungan dengan sekolah seperti tidak suka terhadap sekolah, membolos, dan drop out. 
  • Membuat para korban merasa benci terhadap dirinya sendiri, mereka merasakan ketakutan menghadapi dunia luar sehingga mereka mengurung diri dirumah, mereka juga akan merasa depresi,dan stress yang mempengaruhi kesehatan mereka.
  • Yang paling parah adalah mereka memutuskan untuk bunuh diri karena tidak tahan lagi.

Untuk Pelaku:
  • Pelaku cenderung berperilaku agresif dan terlibat dalam gank serta aktivitas kenakalan lainnya.
  • Menurut survey kebanyakan besar dari orang yang dulunya penyiksa dimasa sekolah akan melakukan tindakan kriminal saat dewasa.
  • Mereka juga akan kesulitan menjalin hubungan pertemanan dengan teman sekolahnya. Begitu mereka dewasa nanti mereka juga akan sulit beradaptasi dengan teman-teman kerjanya karena ia terbiasa mengontrol orang lain. Biasanya pelaku bullying jarang yang menjadi orang sukses saat mereka dewasa.

Mengapa  seseorang melakukan bullying?
  • Para pelaku bully mendapatkan kepuasan dari menindas orang. Ia merasa lebih kuat, lebih berkuasa, karena ada orang yang takut pada dirinya.
  • Karena iri pada kelebihan target bullying mereka, mereka merasa terancam dengan kehadiran seseorang yang lebih cantik, lebih pintar dari mereka. Atau sebenarnya mereka memiliki masalah yang menyebabkan mereka menindas untuk menyalurkan amarah mereka kepada orang lain. Mereka tidak tahu apa dampak perbuatan bullyingnya terhadap para korban mereka. Sehingga mereka tidak merasa bersalah atas perbuatannya.


Siapa saja korban bullying?
Orang yang biasanya dijadikan target penindasan adalah orang yang memiliki perbedaan mencolok dibanding yang lain. Perbedaan ini bisa jadi dari prestasi akademis, fisik, agama, rasnya, bahkan gaya berpakaian.

Sekilas tentang Bullying yang saya dapat dari banyak referensi yang saya baca di website – website maupun blogger – blogger lain.

Kisah saya saat di Bully (hihihi numpang curcol)
Dulu waktu kecil saya tinggal di sebuah perkampungan dimana anak – anak yang seusia saya bisa berjumlah hampir 30 anak. Awalnya kami bermain sama – sama saat itu saya pindahakn dari Jakarta. Sekolah sejak SD, SMP dan SMA saya selalu berbeda dengan teman – teman sebaya saya dilingkungan saya. Jadi beda teman rumah beda lagi teman sekolah. Overall teman di lingkungan sekolah sejak SD sampai SMA bahkan kuliah saya tidak pernah memiliki masalah dengan mereka, semua berjalan baik – baik saja. 
Tetapi di lingkungan rumah saya saat masih kecil saya pernah mendapatkan Bullying yang saya baru mengerti setelah saya menginjak usia dewasa. Tidak tahu apa alasan waktu itu saya dibully, mungkin bagi yang ikutan membully saya waktu itu jika kamu baca silahkan kometar. Dilingkungan saya saat itu semua anak perempuan berkutu rambut, sedangkan saya tidak. Sampai suatu hari ada teman yang menaruh banyak kutu ke rambut saya hingga rambut saya gatal dan saya nangis, sampai rumah saya dimarahi bapak saya karena tertular kutu, padahal itu semua adalah kelakuan jahil mereka. Lalu kemudian tiba – tiba saat SMP saat saya melewati geng teman – teman sepermainan mereka melirik dengan tatapan tajam sambil bisik- bisik (jujur saya penasaran apa yang mereka bisikkan). Awalanya hanya 2 orang lama – lama seluruh teman seumuran melakukan hal itu kepada saya. Saya makin bingung. Sekarang setelah melihat banyak referensi yang say abaca saya baru mengetahui kalau itu semua adalah karena keirian yang mungkin dialami oleh seseorang yang kemudian menyebarkan ke orang lain agar orang lain mengikuti. Makin banyak pengikut makin puas hati orang tersebut.

Tapi banyak juga sisi positif yang saya dapat dari yang saya alami:
  • Saya dapat fokus belajar di sekolah
  • Saya bisa mengikuti organisasi di sekolah sepulang sekolah dan hari libur
  • Relasi saya bertambah banyak karena saya banyak mengisi waktu di sekolah dengan kegiatan yang bermanfaat yang sering berinteraksi dengan siswa di sekolah lain.
  • Saya tidak pernah ikut nongkrong – nongkrong yang samasekali tidak bermanfaat (mungkin yang disebut alay –alay kalau jaman sekarang)
  • Saya tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas ala remaja – remaja.
  • Saya menjadi saya yang sekarang ini, yang mandiri yang selalu semangat untuk mencapai cita – cita dan kesuksesan
  • Sebagian dari cita – cita saya sudah tercapai.
  • Relasi saya jauh lebih banyak dari orang – oarng yang dulu membully saya (sotoy hohoho)

Peran di belakang saya yang membuat saya bangkit dari Bullying adalah mama, awalnya saya gak mau cerita ke mama tenatang masalah yang saya alami karena saya gak mau menambah beban pikiran beliau sebagai orang tua. Tapi ibu selalu tahu apa yang dirasakan putri kandungnya. Dengan dukungannya lah yang membuat saya selalu cuek saat lewat di depan para pembully saat akan berangkat atau pulang sekolah. 
Bahkan saya pernah di cegat tidak boleh lewat jalan tertentu saat pulang sekolah, dengan entengnya saya jawab “ Emng ini jalan nenek moyang lo!” hahahah lucu kalau ingat saat itu kejadiannya berlanjut sampai saya SMA. Saya hanya gelang – geleng saja melihat perilaku para pembully itu. Apakah saya dendam kepada pembully? Oh, tentu tidak, itu kan masa lalu, saya sudah memaafkan mereka kok. Saya malah berterima kasih karena bully-an mereka saat itu membuat saya membuka wawasan mencari teman sebanyak – banyaknya untuk bertukar pikiran dan melakukan hal – hal  yang bermanfaat di saat muda. Saya ikut Paskibra, Taekwondo sampai benar-benar tidak ada waktu untuk saya dirumah. Jika tidak ada kegiatan saya memilih untuk les atau belajar kelompok bersama teman – teman sekolah saya. 
Saya adalah salah satu orang yang bangkit dan melawan bully-an dengan membuktikan kepada pembully kalau semua yang mereka lakukan sama sekali tidak membuat saya down, minder atau terpuruk, justru saya lebih semangat untuk lebih sukses dari para pembully, tentu saja tidak terlepas dari dukungan kedua orang tua saya baik secara moril maupun materil Alhamdulillah saya adalah saya yang sekarang ini yang sedang menulis kisah ini.

Kisah teman yang juga menjadi korban Bullying
Adalagi cerita dari seorang teman seperjuangan saat di Telkom University dulu, Diana namanya. Dia mengawali bullying saat SMP. Sama seperti saya dia tidak tahu mengapa teman – temannya membullynya, bahkan saat pelajarang olahraga dia pernah dilepar dari belakang pakai bola basket. Dan saat kena kepalanya si pembully semua tertawa puas. 

Postingan ini tidak ada maksud untuk menyindir atau menyakiti hati siapapun, ini hanyalah salah satu bentuk sharing. Bagi yang mungkin pernah membully saya, saya pun sudah biasa kok, ya maklum namanya juga anak – anak mungkin dahulu si pembully belum dewasa, saya yakin mereka pasti sudah lebih dewasa sekarang. Bagi orang tua yang melihat ada gerak – gerik berbeda yang terjadi dengan anak kita, lakukan pendekatan secara eksklusif dari hati ke hati, sering ajak ngobrol. Jika memungkinkan biacarakan dengan orang tua si pembully, jika si orang tua pembully mengerti pasti akan menasehati anaknya agar tidak membully lagi.

Bagi yang punga pengalaman baik sebagai korban maupun pembully saat masih kanak - kanak, yuk sharing di comment.


Sekali lagi saya katakan STOP BULLYING!

0 comments:

Posting Komentar